ILMU BUDAYA DASAR

MANUSIA DAN HARAPAN
Nama : Nabhila Ayu Azzahra
NPM : 17114701
Kelas : 1 KA 38
Dosen : Sandy Eka Nanda
UNIVERSITAS GUNADARMA
SISTEM INFORMASI
ATA 2014/2015
SISTEM INFORMASI
ATA 2014/2015
MANUSIA DAN
HARAPAN
A.
PENGERTIAN HARAPAN
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan
akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah
kebaikan di waktu yang akan datang.
Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan
terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada
praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara
berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi
harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu
cara terapi/ proses sistematis
dalam psikologi untuk menangkal "pikiran
negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu"
adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau
berdasarkan khayalan serta
kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
B. APA SEBAB
MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Menurut kodratnya
manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam
suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat
lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah –
tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik
fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang
hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan
hidup.
•
Dorongan kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
• Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikimya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a) kelangsungan hidup (survival)
b) keamanan ( safety )
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) diakui lingkungan (status)
e) perwujudan cita-cita (self actualization)
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani
Kebutuhan jasmaniah misalnya ; makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikimya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a) kelangsungan hidup (survival)
b) keamanan ( safety )
c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d) diakui lingkungan (status)
e) perwujudan cita-cita (self actualization)
C.
PENGERTIAN DOA
Doa adalah
permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu
kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya. Sedangkan sikap khusyu’ dan tadharru’ dalam menghadapkan diri kepada-Nya
merupakan hakikat pernyataan seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya
sesuatu yang dimohonkan. Itulah pengertian doa secara syar’i yang sebenanya.
Doa
dalam pengertian pendekatan diri kepada Allah dengan sepenuh hati, banyak juga
dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan Al-Qur’an banyak menyebutkan
pula bahwa tadharu’ (berdoa dengan sepenuh hati) hanya akan muncul bila
di sertai keikhlasan. Hal tesebut merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh
orang-orang shalih. Dengan tadharu’ dapat menambah kemantapan jiwa, sehingga
doa kepada Allah akan senantiasa dipanjatkan, baik dalam keadaan senang maupun
dalam keadaan susah, dalam penderitaan maupun dalam kebahagiaan, dalam
kesulitan maupun dalam kelapangan. Dalam Al-Qur’an Allah telah menegaskan :
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di
pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan-Nya, dan janganlah kedua
matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia, dan
janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati
Kami serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.”
(QS. Al-Kahfi : 28).
Al-Qur’an
juga memberikan penjelasan bahwa orang-orang yang taat melakukan ibadah
senantiasa mengadakan pendekatan kepada Allah dengan memanjatkan doa yang
disertai keikhlasan hati yang mendalam. Sebuah doa akan cepat dikabulkan
apabila disertai keikhlasan hati dan berulangkali dipanjatkan. Hal ini banyak
ditegaskan dalam ayat Al-Qur’an, diantaranya : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
berendah diri (tadharu’) dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan
di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut akan tidak diterima dan penuh harapan untuk dikabulkan. Sesungguhnya
rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ar’af
: 55-56).
Pengertian
doa bagian dari ibadah adalah bahwa kedudukan doa dalam ibadah ibarat
mustaka dari sebuah bangunan mesjid. Doa adalah tiang penyangga, komponen
penguat serta syiar dalam sebuah peribadatan. Dikatakan demikian karena doa
adalah bentuk pengagungan terhadap Allah dengan disertai keikhlasan hati serta
permohonan pertolongan yang disertai kejernihan nurani agar selamat dari
segala musibah serta meraih keselamatan abadi.
D. KEPERCAYAAN
Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu
pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan
kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya.
Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan
pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang
dipercayai (Moorman, 1993).
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.
Menurut Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya, terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang dipercaya (Mayer et al, 1995).
Menurut Ba dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.
Menurut Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet, didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan konsumen adalah kesediaan satu pihak menerima resiko dari pihak lain berdasarkan keyakinan dan harapan bahwa pihak lain akan melakukan tindakan sesuai yang diharapkan, meskipun kedua belah pihak belum mengenal satu sama lain.
E.
KEPERCAYAAN
DAN USAHA YANG MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat
dibedakan atas :
• Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu
ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya
percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya
tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau
dipercayakan kepadanya.
• Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa
percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada
orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai
dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang
itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi,
meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada
orang lain.
• Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut
etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal
dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau
setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah
ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu
raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh
Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan demokratis mengatakan bahwa
kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah
negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara).
Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang. mempunyai arti hanya
dalam masyarakat, negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada,
kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter.
satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak
mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah bagi kita, baik teori atau
pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena
Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga
negara percaya kepada negara/pemerintah.
• Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa
itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi
diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan
kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat
menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong
umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab
tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu
jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus
percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan
atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta
seisinya merupakan
konsekuensinya
tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha
Meningkatkan Percaya pada Tuhan. Usaha itu antara lain:
·
Meningkatkan ketaqwaan
kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
·
Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat.
·
Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama
manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
·
mengurangi nafsu
mengumpulkan harta yang berlebihan.
·
menekan perasaan
negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
SOAL DAN JAWABAN
1.
Kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita
memiliki keyakinan padanya, adalah pengertian dari…
a. Kepercayaan
b.
Doa
c.
Harapan
d.
Dorongan kodrat
2.
Kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang
lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah
lingkungan yang penuh ketidakpastian, adalah definisi kepercayaan menurut…
a.
Rosseau, Sitkin, dan Camere
b. Ba dan Pavlou
c.
Prof.Ir, Poedjawiyatna
d.
Lim et al
3.
Kondisi
dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan serta
kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil, adalah pengertian
dari…
a.
Harapan
b. Harapan
Palsu
c.
Harapan
Sesungguhnya
d.
Khayalan
4.
Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan
manusia itu ialah, kecuali…
manusia itu ialah, kecuali…
a.
Kelangsungan
Hidup
b.
Perwujudan Cita-cita
c.
Keamanan
d. Keadilan
5.
Mengurangi nafsu
mengumpulkan harta yang berlebihan, adalah usaha dari…
a. Meningkatkan Kepercayaan Kepada Tuhan
b.
Meningkatkan Kepercayaan Kepada Masyarakat
c.
Meningkatkan Kepercayaan Kepada
Teman
d.
Meningkatkan Kepercayaan Kepada
Keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar