Nama :
Nabhila Ayu Azzahra
NPM :
17114701
Kelas :
3KA30
PERBANDINGAN TIGA NEGARA DI ASIA DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Asia masih sangat muda dan segar dalam hal teknologi, jadi
ekosistem teknologi di benua ini baru saja terbentuk. Secara ekonomi, Asia baru
bertumbuh cepat sejak beberapa dekade lalu. Sedangkan di barat, ekosistem ini
telah dibangun sejak lama dan kita telah mengetahui beberapa nama besar dan
wilayah penting seperti Silicon Valley, New York, London, Paris, dan lainnya.
Siapa yang tahu Asia? Benua ini sangat besar, dan sulit untuk memutuskan di
mana harus memulai mempelajari benua ini. Jadi, kami bertemu dan berbincang
dengan blogger, investor, dan entrepreneur di seluruh Asia untuk meminta mereka
berbagi sedikit tentang ekosistem startup di kota dan negara mereka
masing-masing. Dan berikut adalah 11 ekosistem startup di seluruh Asia.
1. Singapura.
Tetapi
saya akan membandingnya 3 Negara di Asia dalam perkembangan Teknologi. Sebagai berikut
:
1.
Singapura
Singapura
adalah tujuan pertama di Asia bagi sebagian besar orang barat. Negara ini
sering disebut sebagai tempat terbaik untuk hidup di dunia dan diperkirakan
akan menyalip Swiss sebagai negara pinggir laut terkaya pada tahun 2020. Dengan
kata lain, Singapura adalah negara kaya dan mempunyai infrastruktur bagus
termasuk sistem pemerintahan, hukum, dan keuangan yang stabil, bersih, dan
efisien, ditambah lagi dengan adanya jaringan transportasi dan IT yang solid,
tenaga kerja yang terdidik, masyarakat multikultural yang mampu berbahasa
Inggris, dan masih banyak lagi. Meski Singapura mempunyai populasi kecil yaitu
hanya lima juta orang, negara ini memiliki tingkat penetrasi internet, mobile,
dan smartphone yang kuat, dengan memiliki ARPU sebesar USD 40, dan pasar
e-commerce yang bernilai USD 2 miliar dan terus bertumbuh.
Singapura mungkin memiliki ekosistem startup yang paling
berkembang di Asia, dengan munculnya banyak startup pada berbagai tahap. Negara
ini juga mempunyai akselerator yang sangat aktif seperti JFDI dan banyak
pendanaan awal dialirkan sebagai bagian dari skema pendanaan NRF TIS dari
pemerintah. Selain itu, ada banyak angel investor seperti co-founder Skype Toivo Annus
(yang telah berinvestasi di startup Singapura seperti Coda, Luxola, Redmart,
Referral Candy, ADZ, dan Garena).
Singapura adalah titik berkumpulnya startup di Asia dan
menjadi launchpad bagi entrepreneur lokal dan juga entrepreneur
asing untuk membangun bisnis di negara ini. Singapura memiliki banyak
perusahaan lokal (SGCarMart, HungryGoWhere, dll) dan internasional
(JobsCentral, Brandtology, TenCube, dll.) yang sudah exit dalam beberapa tahun terakhir, dan
juga perusahaan yang sedang berkembang seperti PropertyGuru dan Reebonz.
Meskipun demikian,
potensi Singapura sebagai pusat startup di Asia Tenggara terancam oleh aturan
imigrasi yang ketat, birokrasi pemerintahan yang terlalu tegas, dan xenophobia yang dialami masyarakatnya. Apalagi
dengan munculnya kota-kota terdekat dengan talenta dan pasar domestik yang
besar, Singapura harus lebih agresif dan berani mengambil risiko untuk
memperkuat posisinya sebagai kota startup.
2.
Tokyo,
Jepang
Jepang
merupakan salah satu pasar yang cukup ‘dewasa’ dan berpengaruh di kawasan ini.
Pusat segala aktivitasnya berada di Tokyo. Tapi masa dimana perusahaan besar
seperti Hitachi, Sony, Fujitsu, and Panasonic muncul sebagai bintang baru telah
berlalu, dan sekarang banyak muncul perusahaan baru seperti GREE, DeNA, dan
Rakuten yang mulai berpengaruh dan bergerak secara global. Kalau kalian ingin
mendapatkan gambaran singkat ekosistem startup Jepang, silakan kunjungi situs
rekan kami di TheBridge dan
Anda akan melihat ekosistem bisnis, VC, dan inkubator yang segar.
Selain
kesuksesan besar dari startupnya, sistem pendidikan di Jepang sangat mendukung,
dengan adanya inkubator seperti Open Network Lab. Anda dapat melihat daftar
lengkap inkubator dan akselerator di Jepang.
Di
sisi lain, masalah yang dihadapi startup Jepang cukup sulit: kultur yang
berisiko rendah, harga sewa yang mahal, dan ekosistem yang kecil. Tapi terlepas
dari hal ini, Jepang mendapat kesuksesan besar dan pemerintahnya sangat
mendukung startup dengan membantu menyediakan inkubator yang jumlahnya sekitar
300 di seluruh negara ini.
3.
Beijing dan
Shanghai, China
China
mungkin mempunyai industri web yang mapan, tapi negara tersebut masih sulit
dijamah untuk startup China. Tidak seperti Singapura, pemerintah China kurang
mendukung ekosistem startup, dan terdapat banyak perusahaan web di sana yang
dengan mudah dan cepat bisa meniru produk utama para startup. Bahkan, lebih
besar kemungkinan startup Anda ditiru daripada diakuisisi. Saat ini, aplikasi
pemesanan taksi sedang bermunculan – tapi kemudian otoritas mulai mengatur atau
bahkan melarang aplikasi ini di beberapa kota. Apa lagi yang startup bisa
lakukan? Tidak ada.
Sisi baiknya, ada ekosistem startup yang luar biasa mulai
dari startup tahap ide hingga yang sudah memiliki pendanaan besar. Acara
startup seperti Startup Weekend dan Barcamp sangat sering diselenggarakan di
kota seperti Beijing, Shenzhen, dan Shanghai. Akan bagus jika kompetisi startup
juga diselenggarakan (seperti TechCrunch Disrupt atau acara Startup Asia kami)
untuk memberi startup lokal dorongan visibilitas, seperti dorongan finansial
untuk pemenang. Acara tahunan GMIC Beijing sudah melakukan hal ini, tapi lebih
banyak presentasi dan kompetisi tentunya akan semakin bagus.
Terkait
pendanaan, banyak pihak yang tertarik untuk melakukan investasi di China.
Bidang e-commerce tampaknya mendapat ketertarikan yang terbesar, dengan
banyaknya perusahaan seperti Sequoia Ventures, GGV Capital, hingga Bluerun
Ventures dari California tertarik pada e-store yang inovatif. Ranah sosial
menjadi area yang paling sulit – sulit untuk dimonetasi tapi mudah untuk ditiru
– bagi semua orang (kecuali beberapa orang yang beruntung). Dengan nilai
e-commerce di China yang mencapai USD 177 miliar pada tahun 2013, tidak heran
jika banyak startup yang ingin mencoba ranah bisnis negara ini.
Terkait
inkubasi dan akselerasi, Innovation Works yang didirikan oleh Lee Kaifu adalah
yang terbesar, dengan menginkubasi lebih dari 50 startup yang diperkirakan
berharga senilai lebih dari USD 600 juta.
Innovation
Works dapat memberikan pendanaan seri A dan juga pendanaan tahap awal. Selain
itu, ada Tisiwi di Hangzhou, dan Chinaccelerator di Dalian.
KESIMPULAN
:
Di
Negara Asia perkembangan teknologi sudah maju begitu pesat, dari ketiga Negara
di Asia Singapura, Jepang dan China memiliki tingkat perkembangan teknologi
yang berbeda. Di Negara Singapura mempunyai populasi kecil yaitu hanya lima
juta orang, negara ini memiliki tingkat penetrasi internet, mobile, dan
smartphone yang kuat, dengan memiliki ARPU sebesar USD 40, dan pasar e-commerce
yang bernilai USD 2 miliar dan terus bertumbuh. Pada Negara Jepang, memiliki perusahaan
besar seperti Hitachi, Sony, Fujitsu, and Panasonic muncul sebagai bintang baru
telah berlalu, dan sekarang banyak muncul perusahaan baru seperti GREE, DeNA,
dan Rakuten yang mulai berpengaruh dan bergerak secara global. Sedangkan di
Negara China terdapat Bidang e-commerce yang tampaknya mendapat ketertarikan yang terbesar,
dengan banyaknya perusahaan seperti Sequoia Ventures, GGV Capital, hingga Bluerun
Ventures dari California tertarik pada e-store yang inovatif.